Semarang, mu4.co.id – Krisis energi bahan bakar fosil terus menjadi ancaman besar bagi dunia, termasuk Indonesia. Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil secara berlebihan dapat meningkatkan pemanasan global.
Miris akan hal itu, Dosen Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) Universitas Diponegoro membuat terobosan bahan bakar jet yang berasal dari minyak jelantah, Anggun Puspitarini Siswanto, ST PhD.
Tak hanya sendiri, dalam mengembangkan bahan bakar pesawat dari jelantah, Anggun bersama dosen Undip lainnya yaitu Dr. Ria Desiriani, S.T, M.T.; Drs. Sutrisno, M.T.; Dr. Novi Hery Yono, S.T., M.T. (Migas Cepu), dan pengelola Mini Plant Biodiesel Sekolah Vokasi UNDIP yakni Mohamad Endy Yulianto, S.T., M.T. beserta beberapa mahasiswa MBKM (Abraham M.N, Shervaya, Fatimah Hapsari, Ade Kurnianto).
Baca Juga: Raih Banyak Prestasi, Ul Luncurkan Arjuna Versi Terbaru. Ini Keunggulannya!
“Upaya untuk mengembangkan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan mereduksi emisi gas pemanasan global sekitar 15% di sektor penerbangan, di antaranya dengan penggunaan bioavtur,” ucap Anggun, dikutip dari detik edu, Sabtu (22/6).
Pemilihan minyak jelantah didasari karena bahan tersebut mudah dikonversi menjadi bioavtur.
“Salah satu bahan baku untuk produksi bioavtur yang sangat prospektif diantaranya minyak goreng bekas (jelantah), karena merupakan limbah atau buangan minyak pangan dan mudah dikonversi menjadi bahan bakar bioavtur,” jelas Anggun.
Baca Juga: Hebat! Mesin Karya Anak Bangsa Ini Tembus Hingga Pasar Jepang
Anggun mengungkap keunggulan bahan bakar dari jelantah salah satunya ialah tak menghasilkan banyak polusi, sehingga dapat membantu mengurangi pemanasan global.
Dengan inovasi ini, Anggun dan tim berharap dapat memberikan solusi atas masalah hujan asam dan mengurangi impor minyak mentah dari luar negeri. Dalam segi ekonomi, besar harapan datangnya banyak investor yang menanamkan modal di industri Indonesia.
“Selain itu hasil riset dapat mendorong tumbuhnya investasi terhadap industri-industri baru, baik industri produksi maupun industri biofuel bioavtur sebagai pengganti bahan bakar fosil, dan dapat memberikan nilai tambah minyak goreng bekas, menjaga stabilitas harga dan memacu perkembangan industri energi terbarukan di Indonesia,” ucapnya.
(detik edu, undip.ac.id)