Jakarta, mu4.co.id – Ustaz Adi Hidayat memberikan tanggapannya terkait Film Kiblat garapan rumah produksi Leo Pictures yang menuai kontroversi hingga MUI meminta agar film itu tidak diputar di bioskop.
Menurutnya, dalam menyajikan konten harus mengandung nilai etis, mengandung moral yang mengarahkan kebaikan bukan sekedar mencari peminat. Ia mengatakan sah-sah saja membuat judul yang menarik perhatian. Namun, tidak menjadi sah jika bertentangan dengan nilai moral yang telah mengakar di masyarakat.
“Untuk itu barangkali kita dengan segala hormat mendoakan kepada semua pegiat seni siapapun para artis dan lain sebagainya mudah-mudahan selalu sehat, sutradaranya mendapatkan ide-ide yang baik, brilian. Kalau ada konten yang baik lebih bagus disajikan toh masyarakat Indonesia cukup banyak ratusan juta kalau semuanya kontennya baik kan tidak ada peluang melihat yang tidak baik ya,” kata Ustaz Adi Hidayat, Selasa (26/03/2024).
Baca juga: Menghororisasi Simbol Islam, Film “Kiblat” Tuai Kritik Keras, Hingga MUI!
Ustaz berusia 39 tahun itu meminta kepada para pegiat seni untuk membuat konten yang baik, yang bisa disajikan kepada masyarakat. Dengan demikian, tentu akan laku jika dikemas dengan bagus. “Jika ada yang baik kenapa harus menyajikan yang kurang baik, jika ada yang saleh kenapa mesti memilih yang salah,” pungkasnya.
Selain itu, Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2022-2027 itu juga menyarankan jika untuk promosi juga dilakukan dengan cara baik. Kendati demikian, dirinya tetap mendukung para pegiat seni untuk berkarya. Tanggapannya itu bukan untuk menjelekkan, namun mendorong para pegiat seni untuk membuat film yang bagus.
Lebih lanjut ia mengatakan jika ingin membuat film soal agama seperti film Kiblat, bisa berkonsultasi dengan para ulama MUI. Apabila sutradara bisa mengemas dengan baik, maka film itu akan membawa manfaat.
“Kita men-support bahkan kita dorong, ayo support teman-teman pegiat seni bikin film-film yang bagus. Konsultasilah kepada para ulama di MUI, itu karena bagian dakwah. Ada Kiai Kholil, kemudian Khalil Nafis ada beberapa yang lain juga yang hebat-hebat ada teman-teman yang pakar di bidang sejarah kan teman-teman mau bikin film tentang sejarah bagus,” jelas ustaz Adi Hidayat.
“Ada tema-tema tafsir yang bisa dikeluarkan juga jadi sebuah cerita. Kalau dikonsultasikan ya sutadaranya bisa ngemas dengan bagus jadi film yang dinikmati ya orang mendapatkan manfaat ya kemudian juga teman-teman di pegiat seninya mendapatkan manfaat, dan sama-sama belajar dalam kebaikan,” tambahnya.
Sumbee: viva.co.id