Jakarta, mu4.co.id – Presiden China Xi Jinping berencana akan menambahkan dana sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.577 triliun ke Indonesia untuk Program Belt and Road Initiative (BRI).
BRI sendiri merupakan program inisiatif dari China dalam bentuk proyek pembiayaan untuk negara berkembang dalam membangun infrastruktur.
Diantara pembangunan infrastruktur yang telah dibangun yaitu, pembangun pembangkit listrik, jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan di seluruh dunia serta memperdalam hubungan China dengan Afrika, Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah.
Dengan program BRI ini, Beijing telah menjadi penyandang dana utama proyek-proyek pembangunan setara dengan Bank Dunia.
Baca juga: Xi Jinping Rencanakan Buat Al-Qur’an Versi China, Ini Alasannya!
“China akan lebih membuka perdagangan lintas batas dan investasi di bidang jasa serta memperluas akses pasar untuk produk digital dan melakukan reformasi di badan usaha milik negara dan di sektor-sektor seperti ekonomi digital, hak kekayaan intelektual, dan pengadaan pemerintah,” kata Xi, Kamis (19/10/2023).
Namun pinjaman besar-besaran ini dikritik oleh beberapa pihak di negara Barat, dengan mengatakan program BRI ini akan membebani negara-negara miskin dengan utang yang besar. Dan dalam beberapa kasus, tunggakan itu telah menyebabkan China mengambil kendali atas aset-aset tersebut.
Baca juga: Berikut Ini Negara Pemberi Utang Terbanyak ke Indonesia, Siapa Nomor 1?
Tetapi hal tersebut dibantah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memuji BRI adalah sebagai inisiatif yang penting, global, berorientasi masa depan, dan bertujuan untuk menciptakan hubungan dunia yang lebih adil dan multipolar.
“Ini benar-benar sebuah rencana global. Ini sejalan dengan rencana Rusia untuk membentuk ruang Eurasia yang luas, sebagai ruang kerjasama dan interaksi orang-orang yang berpikiran sama, di mana berbagai proses integrasi akan saling terkait,” paparnya.
Sumber: cnbcindonesia.com