Banjarmasin, mu4.co.id – Dr. H. Anwar Abbas, M. M., M. Ag, selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, mengisi ceramah subuh di Masjid Al Jihad Banjarmasin mengenai pembuktian salah satu ayat Al-Qur’an tentang masa kejayaan di antara manusia, Sabtu (20/04/2024).
Adapun firman Allah SWT yang dimaksud yaitu, QS. Ali-Imran ayat 40, yang berbunyi:
وَتِلْكَ الْاَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِۚ وَلِيَعْلَمَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاۤءَ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَۙ
Yang artinya: “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zalim.
Pria yang kerap disapa dengan Buya Anwar Abbas ini pun menjelaskan bahwa yang namanya era kekuasaan atau kejayaan itu akan dipergilirkan di antara manusia. “Jadi tidak ada satu suku bangsa pun di dunia ini yang akan mampu mempertahankan keadikuaasaanya, ke superpowerannya untuk selama-lamanya,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Majelis Umum Indonesia (MUI) itu pun menjelaskan mengenai peradaban pada zaman nabi dahulu.
“Sekarang kita buktikan secara empirik, kita lihat pada zaman nabi dimana terdapat 2 kerajaan besar yakni, kerajaan Bizantium dan Persia yang kuat sekali dan hancur, lalu muncul bani umayyah dan setelah ratusan tahun berkuasa (juga) hancur. Kemudian muncul lagi bani Abbasiyah dan hancur juga. Lalu muncul bani turki Utsmani yang menguasai separo eropa dan terbukti hancur juga,” jelasnya.
Dan kini ia mengatakan muncullah benua Eropa dan Amerika, yang saat ini belum hancur, namun ia mengatakan bahwa kalau berdasarkan ayat tersebut pasti akan hancur, karena sudah sunnatullah. “Cuma yang menjadi pertanyaan (saat ini adalah) negara mana yang akan tampil (untuk) menggantikannya.”
Lebih lanjut ahli ekonomi Islam Indonesia itu menyampaikan terkait Indonesia nantinya akan termasuk dalam negara maju kedepannya. Namun dirinya mengatakan bahwa kekuasaan bukan pada umat muslim melainkan akan diambil oleh si ‘pemegang kapital’, dimana seperti yang diketahui saat ini di Indonesia adalah pihak Cina.
“Dari 10 orang terkaya, hanya 2 sampai 3 orang muslim didalamnya, sementara umat muslim di Indonesia sendiri hampir 90% di Indonesia. Jadi jangan mimpi kita bisa menjadi penentu di dunia ini, walaupun nanti negara ini menjadi salah satu negara yang maju, karena kita tidak menguasai ekonomi dan bisnis,” bebernya.
Baca juga: Anwar Abbas Tolak Merger BTN Syariah & Muamalat Karena Pertimbangan Ini!
Selain itu, mantan Sekjen MUI itu juga menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi negara yang baik, jika pemimpinnya baik, dan sebaliknya.
“Seperti apa yang dikatakan oleh Imam Al Ghazali yaitu suatu mayarakat akan rusak kalau pemimpinnya rusak, penguasa juga akan rusak kalau ulamanya rusak. Dan ulama dikatakan rusak, jika mereka tidak berani menyampaikan kebenaran kepada penguasa,” jelasnya.
“Disinilah, menurut saya peran ormas-ormas islam diperlukan, seperti NU dan Muhammadiyah dan ormas lainnya. Dan kita sebagai pengurus yang aktif diperintahkan untuk melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Tapi kita hanya melakukan dakwah amar ma’ruf, masih takut untuk melakukan nahi munkar. Sementara menurut saya kalau perbuatan munkar itu jika dibiarkan ia akan menyebar,” tambahnya.
Terakhir pria 69 tahun itu berpesan untuk menjaga ukhuwah islamiyah antara NU dan Muhammadiyah. “Tolong ukhuwah islamiyah antara NU dan Muhammadiyah di jaga. Jadi kalau NU dan Muhammadiyah bersatu, kompak, meskipun kita belum menguasai ekonomi, kita yang jadi penentunya,” ujarnya.
Jadi yang harus kita lakukan adalah NU dan Muhammadiyah harus bersatu,” tambahnya.
Tausyiah selengkapnya bisa ditonton dalam video di bawah ini:
https://www.youtube.com/live/3bGZ0c-RNfM?si=l1LiJlPB1Ti_1lIP