Media Berkemajuan

27 Juli 2024, 10:41

Bu Yati, Sosok Pemulung yang Mampu Beli Hewan Qurban

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Bu Yati, sosok pemulung yang mampu membeli hewan qurban [Foto: merdeka.com]

Jakarta, mu4.co.id – Siapa bilang menyembelih hewan qurban hanya untuk orang yang mampu saja. Tetapi kenyataannya seseorang yang hidupnya pas-pasan dan serba kekurangan, ternyata mampu pula membeli dan menyembelih hewan qurban.

Kuncinya adalah bukan siapa yang mampu melainkan siapa yang mau? Maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.

Inilah yang dibuktikan oleh Ibu Yati (60), seorang nenek yang tinggal di Tebet, Jakarta Selatan. Ia bukanlah orang kantoran atau tinggal di rumah megah. Yati hanya seorang pemulung, yang tiap hari mencari sampah plastik untuk mengais rizki yang halal.

Meski pendapatannya tak seberapa, hanya Rp 25 ribu per hari, Yati punya tekad kuat untuk bisa berqurban di Hari Raya Idul Adha. Niatnya itu akhirnya bisa tercapai.

“Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta,” kata Yati mengingat peristiwa beberapa tahun lalu.

Yati tiap hari dibantu Maman (35) kadang untuk menambah penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet. “Penghasilan sehari tak tentu. Seringnya dapat Rp 25 ribu. Dihemat untuk hidup dan ditabung buat beli dua kambing itu,” kisah Yati.

Yati mengaku seumur hidup ingin sekali berkurban. Wanita tua asal Madura itu malu terus mengantre daging kurban. Keinginan ini terus menguat, saat bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.

“Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasaan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir,” jelasnya.

Baca juga: Masjid Al Jihad Banjarmasin Kembali Menyelenggarakan Ibadah Qurban 1444 H

Dari hasil tabungannya selama tiga tahun tersebut, Yati kemudian membeli dua ekor kambing di Pancoran. Maman yang membawa dua kambing itu dengan bajaj dan memberikannya ke panitia qurban di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan.

Saat Maman menyerahkan dua kambing untuk qurban itu, jemaah masjid megah tersebut meneteskan air mata haru.

Salah seorang pengurus masjid, Syaiful, menceritakan bagaimana saat kedua kambing itu diantarkan ke masjid. Syaiful menuturkan pada malam Idul Adha, dengan menumpang bajaj, Bu Yati membuat kaget dan haru pengurus masjid. Dia membawa dua ekor kambing beserta rumputnya ke Masjid Al-Ittihad untuk berkurban.

“Kita nggak nyangka Mak Yati bawa kambing malam itu. Orang sehari-hari dia cuma mulung, tapi punya niat untuk menyumbangkan hewan kurban untuk lebaran ini,” imbuh Syaiful.

Baca juga: Sambut Hari Raya Idul Adha, Lazismu Al Jihad Banjarmasin Hadirkan Program Qurbanmu dan Sedekah Daging

Yati sehari-hari tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah wilayah Tebet. Tak ada barang berharga di pondok berukuran 3×4 meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Namun sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala. Hanya sekedar pajangan.

Yati mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin itu. “Di sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? ya numpang hidup saja,” katanya ramah.

Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.

“Biar ngesot, saya tetap harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo,” akunya.

Namun berkat tekadnya yang kuat, meski hidup dengan segala keterbatasan dan kekurangan akhirnya Bu Yati mampu membeli hewan qurban. Ia menjadi inspirasi bagi semua orang bahwa bila ingin berqurban, tak perlu menunggu kaya. Mulailah dengan niat hati menabung setiap hari berapa pun jumlahnya.

[post-views]
Selaras