Jakarta, mu4.co.id – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) berharap Muhammadiyah dapat menjadi pemegang saham di BTN Syariah. BTN berencana memisahkan unit usaha syariah melalui pembentukan perusahaan baru (spin off).
“Kita pengen malah (Muhammadiyah) ikut memiliki, ya. Mau minority, tapi kita bisa bicarakan,” ungkap Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu dikutip dari CNBC, Ahad (20/10).
Nixon menjelaskan bahwa kerja sama dengan Muhammadiyah penting karena BTN Syariah memerlukan dukungan dari organisasi Islam besar yang memiliki ekosistem bisnis yang kuat.
“Karena memang kita perlu ada ormas Islam besar, reputable, baik, dan bisa juga memiliki ekosistem bisnis yang saling menguntungkan antara Muhammadiyah dan BTN Syariah. Karena guru-guru kan butuh KPR, banyak banget,” ucap Nixon.
Nixon berharap Muhammadiyah bisa bergabung dalam dewan komisaris BTN Syariah setelah spin off. Namun, PP Muhammadiyah menyatakan belum ada rencana untuk bergabung.
Baca Juga: Anwar Abbas Tolak Merger BTN Syariah & Muamalat Karena Pertimbangan Ini!
Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas, menyebut mungkin telah ada pembicaraan mengenai potensi kerja sama saat direksi BTN mengunjungi Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta pada Agustus lalu.
“Enggak (ada rencana). Berbincang [soal itu], mungkin ada ya. Tapi enggak ada. Konteksnya, ya Muhammadiyah belum bicara tentang akuisisi bank ya. Belum bicara tentang mendirikan bank. Cuman menata, mengkonsolidasikan. Kemudian BPRS-BPRS yang ada sekarang ini ya dibenahin ya,” kata Anwar.
Anwar Abbas menyatakan bahwa Muhammadiyah saat ini lebih fokus membenahi Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) miliknya, yang hampir berjumlah 20 bank.
Sementara itu terkait spin off BTN Syariah, Nixon menyebut pihaknya telah menyepakati harga dengan calon bank syariah yang akan menjadi cangkang spin off. Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) diharapkan selesai tahun ini, dengan transaksi pembelian disepakati awal tahun depan.
Proses spin off BTN Syariah ditargetkan selesai pada Juni atau Juli 2025. OJK mewajibkan spin off jika aset unit syariah mencapai Rp50 triliun. Pada semester I-2024, aset BTN Syariah tumbuh 24,53% menjadi Rp46,52 triliun.
(CNBC)