Jakarta, mu4.co.id – Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) melakukan terobosan baru dalam sistem perekrutan dan pelatihan calon petugas haji tahun 2026, salah satunya mewajibkan seluruh calon petugas haji untuk mengikuti pelatihan di barak militer selama satu bulan sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi.
Diketahui, hal tersebut dilakukan sebagai respons terhadap kritik publik yang selama ini menyoroti kualitas dan motivasi petugas haji. Banyak aduan petugas hanya ‘nebeng haji’ dan tidak benar-benar menjalankan tugasnya.
“Kami akan mengubah proses seleksinya. Jadi semua petugas haji yang sudah seleksi itu akan diseleksi administrasi, itu akan masuk ke barak satu bulan, satu bulan dipersiapkan lagi selama satu bulan itu, itu kan proses seleksi juga,” ujar Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, Selasa (05/08/2025).
Dahnil menegaskan masa pelatihan satu bulan di barak itu tidak hanya untuk pembinaan fisik, tetapi juga pembentukan karakter, kerja sama tim, serta peningkatan pengetahuan dasar.
“Jadi satu bulan masuk barak, mereka akan dipersiapkan secara fisik, ada bonding sebagai tim petugas, supaya kemudian tugasnya satu bulan penuh itu, supaya mereka tahu tugas-tugas mereka apa, kemudian ada bonding di antara mereka, sebutlah sebagai pasukan petugas haji,” ucapnya.
Baca juga: Seleksi Petugas Haji 2026 Bakal Diperketat. Ini Syaratnya!
Selain itu, dalam pelatihan tersebut petugas juga akan dibekali kemampuan Bahasa Arab dasar serta pemahaman fikih haji yang memadai. Hal ini penting untuk menunjang interaksi dengan jemaah dan otoritas setempat selama di Tanah Suci.
“Bahasa Arab dasar itu misalnya, ya menunjuk jalan dan sebagainya. Kemudian ketiga, fikih dasar haji. Nah tiga hal ini yang akan dilakukan,” tambah Dahnil.
Disamping itu, BP Haji juga akan mengubah pendekatan dalam komposisi gender petugas haji. Selama ini mayoritas petugas adalah laki-laki, padahal sekitar 60–70 % jemaah haji Indonesia adalah perempuan. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam pelayanan yang perlu segera diperbaiki.
Dahnil pun menilai ketidakseimbangan jumlah petugas laki-laki dan perempuan itu harus segera diperbaiki. Kini, BP Haji sedang merumuskan proporsi baru yang lebih inklusif agar pelayanan kepada jemaah perempuan bisa lebih optimal.
“Padahal jemaah yang dilayani, sebagian besar itu perempuan. Makanya petugas akan kita tambah jumlahnya, proporsinya perempuan, termasuk dengan pembimbing ibadah, pembimbing iya,” ucapnya.
(idntimes.com)