Jakarta, mu4.co.id — Founder bahan bakar original buatan Indonesia, M. Ikhlas Thamrin, menargetkan pembangunan jaringan SPBU Bobibos dan BosMini, yakni pom bensin mini untuk menjangkau wilayah pelosok.
Upaya ini merupakan bagian dari visi Bobibos menghadirkan energi rakyat yang terjangkau, berkualitas, dan rendah emisi di seluruh Indonesia.
Ikhlas menegaskan, gagasan tersebut muncul dari komitmen menyediakan bahan bakar alternatif ramah lingkungan yang mudah diakses masyarakat. Ia menilai, pemerataan energi hijau perlu dilakukan melalui jaringan distribusi yang merata agar masyarakat daerah terpencil mendapat bahan bakar dengan mutu setara perkotaan.
“Bobibos ingin menjadi energi rakyat yang hadir di seluruh pelosok negeri. Dengan SPBU dan BosMini, kami ingin satu harga dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Ikhlas dikutip dari Republika, Senin (10/11).
Bobibos dikembangkan melalui proses biokimia lima tahap ekstraksi tanaman pilihan dengan mesin rancangan sendiri, menghasilkan bahan bakar nabati beroktan tinggi yang setara dengan BBM fosil namun beremisi lebih rendah.
Baca Juga: BOBIBOS, Bahan Bakar Indonesia dari Tanaman Murah Setara RON 98!
Menurut M. Ikhlas Thamrin, riset Bobibos dilakukan bertahun-tahun melalui tiga tahap utama, yakni riset teknologi, komersialisasi, dan keterterimaan politik. Produk ini dirancang agar memiliki kualitas tinggi, emisi rendah, aman bagi mesin, dan efisien dalam biaya produksi.
Pada tahap komersialisasi, Bobibos menekankan harga terjangkau agar mudah diterima pasar serta mendukung transisi energi bersih di sektor transportasi.
Ikhlas menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk percepatan perizinan agar Bobibos dapat segera beredar sebagai bahan bakar alternatif nasional.
“Kami berharap Bapak Presiden Prabowo memberikan jalan tol bagi Bobibos agar bisa menjadi solusi energi merah putih yang ekonomis dan berkualitas,” ucapnya.
Melalui pembangunan jaringan SPBU dan BosMini, Bobibos berupaya memperluas akses energi bersih hingga ke desa dan wilayah terpencil.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat kemandirian energi nasional sekaligus meningkatkan kualitas udara lewat penggunaan bahan bakar rendah emisi buatan dalam negeri.
(Republika)
