Media Utama Terpercaya

12 Desember 2025, 20:31
Search

BI Respons Kasus Transfer Ilegal Rp200 Miliar Lewat BI Fast, Tegaskan Penguatan Keamanan Sistem Pembayaran

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Bank Indonesia
Bank Indonesia. [Foto: laman Bank Indonesia]

Jakarta, mu4.co.id – Bank Indonesia (BI) menanggapi kasus penyalahgunaan transfer dana ilegal di sejumlah bank yang menyebabkan kerugian sekitar Rp200 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa BI terus memantau perkembangan kasus yang kini ditangani aparat penegak hukum. 

Ia menegaskan bahwa BI berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak berwajib untuk memastikan proses penanganan, pemulihan, serta penguatan sistem keamanan berjalan secara konsisten.

Baca Juga: Bank Indonesia Akan Terbitkan Rupiah Digital, Seperti Apa Bentuk dan Fungsinya?

“Perbankan yang terkait dalam kasus ini, telah diminta untuk melakukan penguatan prosedur pengamanan transaksi. Proses ini penting dalam menjaga agar fraud ini tidak mengganggu stabilitas sistem pembayaran dan pelindungan konsumen terpenuhi,” ujar Denny dalam pernyataan resmi, dikutip dari CNBC, Jum’at (12/12).

Dalam keterangannya, Denny menekankan bahwa BI bersama industri sistem pembayaran terus meningkatkan keamanan dan keandalan layanan, sekaligus menjaga kelanjutan transformasi digital sektor keuangan. Upaya ini mencakup penguatan tata kelola TI, peningkatan keandalan sistem, asesmen keamanan, penggunaan fraud detection system, kesiapsiagaan menghadapi insiden, serta audit dan perlindungan konsumen.

Ia juga mengingatkan bahwa sejak April 2024, BI telah menerbitkan aturan terkait ketahanan dan keamanan siber sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menghadapi ancaman siber dan potensi kecurangan.

Denny menambahkan, kolaborasi antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat menjadi fondasi utama terciptanya ekosistem pembayaran yang aman dan berintegritas. Layanan BI Fast pun dijalankan sesuai standar operasional dan keamanan yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Usai Pertemuan, Luhut Ungkap World Bank Nilai Pengaturan Pajak Indonesia Buruk!

“Pengiriman instruksi transaksi dari bank ke BI telah dilengkapi dengan pengamanan yang memadai melalui jaringan komunikasi yang aman,” terang Denny.

Meski begitu, BI menekankan bahwa peserta BI Fast harus memastikan keamanan internalnya, termasuk saat menggunakan layanan penyelenggara pendukung, karena ketahanan sebuah sistem sangat bergantung pada titik terlemah dari komponen yang menyusunnya.

“Dengan pemenuhan standar internasioal dalam layanan BI Fast, kami menghimbau masyarakat untuk tidak ragu dan dapat terus bertransaksi dengan BI Fast, serta memanfaatkan instrumen pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman dan andal,” kata Denny.

Denny juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan selalu mengecek ulang data transaksi, menjaga kerahasiaan PIN dan OTP, serta mengaktifkan notifikasi agar setiap aktivitas rekening dapat dipantau.

(CNBC)

[post-views]
Selaras