Jakarta, mu4.co.id – Hingga 20 April 2025, Bank Indonesia telah membeli Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp80,98 triliun guna menjaga stabilitas rupiah dan mendukung likuiditas pasar.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, Rp54,98 triliun dibeli di pasar sekunder, sementara Rp26 triliun dibeli di pasar primer, termasuk SBN syariah.
“Pembelian SBN di pasar sekunder untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan kecukupan likuiditas di perbankan,” ungkap Perry dikutip dari Kompas, Jum’at (25/4).
Melalui pembelian SBN, BI menyuntikkan rupiah ke pasar dan menyerap dolar AS guna memperkuat likuiditas keuangan dan ekonomi.
Baca Juga: Rupiah Tembus Rp17 Ribu Per Dolar AS, Peneliti Ungkap Penyebab dan Bahayanya!
Perry menyebut langkah ini mendukung operasi moneter serta mencerminkan sinergi kebijakan moneter dan fiskal, tanpa menyimpang dari arah kebijakan yang telah ditetapkan. BI menargetkan pembelian SBN sekunder minimal Rp 150 triliun demi menjaga stabilitas rupiah.
Surat Berharga Negara (SBN) sendiri merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara sebagai salah satu cara untuk membiayai kebijakan dan programnya.
Di Indonesia SBN adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
(Kompas, DJPPR)