Batam, mu4.co.id – Pembangunan Light Rail Transit (LRT) gantung di Batam dengan investasi Rp1,7 triliun akan menghubungkan Bandara Hang Nadim dan Pelabuhan Batam Center sepanjang 11 km pada fase pertama.
Proyek ini mendukung interkoneksi transportasi internasional antara Indonesia dan Singapura dengan moda kapsul modern berkapasitas 10-20 orang, dan masa konsesi 35 tahun.
Kepala Pusat Perencanaan Program Strategis BP Batam, Fesly Abadi Paranoan, menyampaikan bahwa LRT gantung ini dirancang dengan struktur ringan yang memerlukan ruang penopang selebar 3 meter.
Proyek ini mendapat minat dari sejumlah investor asing, terutama dari Singapura dan China.
“Harapannya, orang dari Jakarta yang ingin ke Singapura tidak perlu repot mencari kendaraan atau ferry dari bandara ke terminal ferry internasional. Semuanya terintegrasi,” ungkap Fesly dikutip dari Batam News, Rabu (1/1).
Fesly mengungkapkan bahwa investasi akan dimulai, sementara pembangunan fisik direncanakan pada 2025. Nama perusahaan investor belum diumumkan.
Badan Perusahaan Batam berencana memperluas jaringan LRT gantung ke wilayah strategis seperti Batu Ampar dan Rempang.
Proyek ini diharapkan menjadi transportasi ramah lingkungan, mengurangi polusi, serta mempermudah akses wisatawan dan pelaku bisnis. Dengan begitu, langkah ini turut memperkuat Batam sebagai kawasan ekonomi strategis menuju visi Indonesia Emas 2045.
(Batam News)