Media Utama Terpercaya

24 Juni 2025, 07:49
Search

Arab Saudi Gaet Komposer Pemenang Oscar Untuk Ciptakan Lagu Kebangsaan Versi Terbaru

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Arab Saudi
Komposer Hans Zimmer [kanan] dan Turki Alalshikh, ketua Otoritas Hiburan Umum Arab Saudi. [Foto: Kompas]

Arab Saudi, mu4.co.id – Komposer pemenang Oscar, Hans Zimmer, telah diminta untuk menciptakan lagu kebangsaan Arab Saudi versi terbaru sebagai bagian dari upaya memperbaiki citra negara.

Ketua Otoritas Hiburan Umum, Turki Alalshikh, menyebut Zimmer yang pernah yang menggubah atau menciptakan musik untuk film The Lion King, Dune dan trilogi Dark Knight pada tahun 1994, telah menyetujui rancangan proyek ini.

“Kami banyak berdiskusi tentang berbagai proyek masa depan yang saya harap akan segera terwujud, termasuk mengaransemen ulang lagu kebangsaan Arab Saudi dengan instrumen yang berbeda,” ujar Alalshikh dalam akun X-nya, dikutip dari CNBC, Senin (27/1).

Baca Juga: Muhammadiyah Adalah Pelopor Modernisasi Tradisi Halal Bihalal, Simak Sejarahnya!

Lagu kebangsaan Arab Saudi, “Aash Al-Malik” (Hidup Raja), diciptakan pada 1947 oleh komposer Mesir Abdul Rahman Al-Khateeb atas permintaan Raja Abdulaziz, dengan gaya khas Arab pada masanya.

Alalshikh sendiri telah terlibat dalam berbagai promosi budaya dan olahraga, seperti tinju kelas berat dan konser musisi internasional.

Lagu kebangsaan terbaru Arab Saudi nantinya berlatar dari kisah Pertempuran Yarmouk, salah satu peristiwa militer paling penting dalam sejarah awal Islam.

Baca Juga: Simpang Siur Sejarah dan Biografi WR Soepratman, Berikut Penjelasan Pihak Keluarga!

Pertempuran Yarmouk sendiri berlangsung pada tahun 636 M, di mana pasukan Muslim mengalahkan Kekaisaran Bizantium dan mengakhiri dominasi Romawi di wilayah Suriah setelah lebih dari tujuh abad.

Alalsheikh juga menyebut bahwa Hans Zimmer kemungkinan akan menggubah soundtrack untuk film yang mengangkat pertempuran bersejarah tersebut.

Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan sentuhan baru pada lagu kebangsaan, menjadikannya lebih sesuai dengan budaya modern namun tetap menjaga nilai-nilai sejarahnya.

Meskipun banyak yang menganggap langkah ini positif, namun para aktivis mengkritik bahwa proyek ini mungkin hanya sebuah upaya untuk memperbaiki citra negara sambil mengalihkan perhatian dari masalah-masalah penting lainnya seperti pembatasan hak perempuan, kebebasan berbicara, dan tingginya angka eksekusi.

(CNBC, Podme.id)

[post-views]
Selaras