Jakarta, mu4.co.id – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa layanan cek kesehatan gratis (CKG) akan diperluas, tidak hanya di puskesmas, tetapi juga melalui kerja sama dengan perusahaan untuk pegawai kantoran. Langkah ini dilakukan seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap program CKG.
Awalnya, jumlah peserta CKG hanya 100 hingga seribu orang per hari, tetapi kini mencapai 40 ribu orang dalam sehari di 10 ribu puskesmas.
“Memang batch pertama yang kita lakukan kan di hari ulang tahun, jadi setiap ulang tahun itu kita didik, kita edukasi supaya bisa datang ke puskesmas, klinik kesehatan,” ujar Menkes dikutip dari detik health, Jum’at (14/3).
Baca juga: Ini Perkembangan Tukin Dosen ASN 2025! Kapan Cair?
Ia menambahkan bahwa program ini akan memasuki tahap kedua, dengan melibatkan lebih banyak masyarakat dan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) agar perusahaan dapat menyediakan cek kesehatan gratis bagi karyawan.
“Begitu ini sudah mulai agak stabil, di puskesmasnya, kita sudah melihat kemampuannya, sekarang kita mau melakukan tahap yang kedua. Sama seperti vaksinasi COVID-19, selain lewat puskesmas, imunisasinya, kita mau melakukan dengan lebih melibatkan masyarakat, kita mau bekerja sama dengan KADIN, Apindo, supaya semua perusahaan bisa cek kesehatan gratis untuk karyawan-karyawannya,” lanjutnya.
Bagi perusahaan yang belum memiliki fasilitas cek kesehatan gratis sesuai standar Kemenkes, pemerintah akan membantu menyediakan alat pemeriksaan. Selain itu, program ini juga akan diperluas ke komunitas tertentu.
“Kita juga mau mulai masuk ke komunitas-komunitas, misalnya alumni-alumni cek kesehatan gratis, alumni ITB, lebih sehat mana dengan alumni UGM, mana yang lebih banyak gula darah tinggi,” tuturnya.
Hasil pemeriksaan CKG tidak selalu berujung pada pengobatan dengan obat-obatan. Jika kondisi masih terkendali, masyarakat akan diarahkan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Namun, bagi mereka dengan risiko kesehatan tinggi, tersedia obat gratis di puskesmas atau perawatan lanjutan melalui BPJS Kesehatan.
“Untuk yang belum benar-benar merasa sakit, tetapi tekanan darah suka tinggi misalnya, di atas 140 juga jangan suka anggap remeh, itu dalam 5 tahun tidak diobati, bisa tiba-tiba stroke, jantung, kemudian meninggal,” kata Menkes.
Ia juga mengingatkan bahwa gula darah tinggi memiliki dampak luas pada kesehatan, seperti gangguan mata, kaki, jantung, ginjal, hingga berujung pada cuci darah. Oleh karena itu, ia menganjurkan perubahan pola hidup sehat.
“Itu sebaiknya merubah gaya hidup, jangan banyak-banyak makan garam, gula, lemak, olahraga mesti cukup, istirahat mesti cukup,” tegasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dr. Siti Nadia Tarmizi, membenarkan bahwa CKG akan dilakukan di luar puskesmas, termasuk di kantor-kantor.
“Jadi nanti petugasnya bisa datang ke kantor. Jadi tidak harus di puskesmas,” ujar dr. Nadia.
(detik health)