Media Utama Terpercaya

30 Desember 2025, 23:19
Search

Thailand dan Kamboja Rencanakan Lakukan Gencatan Senjata Bersama Menlu ASEAN!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Menteri Luar Negeri ASEAN bicarakan gencatan senjata Kamboja dan Thailand
Menteri Luar Negeri ASEAN bicarakan gencatan senjata Kamboja dan Thailand. [Foto: vietnam.vn]

Malaysia, mu4.co.id – Pejabat Kamboja dan Thailand bertemu pada 24 Desember 2025 untuk membahas kemungkinan gencatan senjata. Hal tersebut juga bersamaan dengan pertemuan khusus Menteri Luar Negeri ASEAN di Kuala Lumpur.

Negosiasi tersebut dilakukan melalui Komite Perbatasan Bersama (GBC), sebuah mekanisme bilateral diantara menteri pertahanan kedua negara yang digunakan untuk mengelola masalah keamanan di perbatasan mereka.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan menyatakan para pemimpin luar negeri ASEAN menyambut baik tentang rencana gencatan senjata ini.

Baca juga: Konflik dengan Kamboja Memanas, Thailand Berlakukan Jam Malam di Wilayah Perbatasan

“Dewan Koordinasi Global (GBC) akan bertemu pada 24 Desember 2025 untuk membahas implementasi dan verifikasi perjanjian gencatan senjata. Menteri Luar Negeri ASEAN menyatakan harapan agar konflik dapat segera mereda,” kata Hasan dilansir dari vietnam.vn, Jum’at (26/12).

Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow mengatakan rencana tersebut harus benar-benar dipersiapkan untuk implementasi kesepakatan gencatan senjata yang benar-benar berkelanjutan. Gencatan senjata tersebut sudah beberapa kali disepakati, yakni pada bulan Juli setelah 5 hari peperangan memuncak, kemudian diperpanjang menjadi perjanjian perdamaian yang dimediasi AS pada bulan Oktober.

“Persiapan yang terburu-buru dalam penyusunan deklarasi karena Amerika Serikat ingin deklarasi tersebut ditandatangani tepat waktu. Kami menghargai upaya Amerika Serikat.Tetapi terkadang, Anda tahu, kami tidak selalu dapat beroperasi dalam jangka waktu yang tetap,” kata Sihasak.

Baca juga: Perang Kembali Pecah, Thailand Serang Kamboja. Ini Kronologinya!

Selain AS, China juga ikut dalam negosiasi ini. China mengutus Deng Xijin, utusan khusus Kementerian Luar Negeri untuk urusan Asia, dalam perjalanan ke Kamboja dan Thailand dalam upaya memulihkan perdamaian dan kepercayaan antara kedua negara tetangga tersebut.

Deng Xijin bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn di Phnom Penh pada tanggal 19 Desember,  kemudian lanjut ke Bangkok.

Pertempuran antara Thailand dan Kamboja kembali memanas pada 8 Desember setelah baku tembak meningkat menjadi serangan udara. Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 900.000 warga sipil mengungsi dari kedua pihak yang bertikai sejak saat itu.

(vietman.vn)

[post-views]
Selaras