Surabaya, mu4.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membatalkan agenda perayaan pergantian tahun baru 2026 di balai kota dan mengimbau masyarakat untuk merayakan pergantian tahun baru secara sederhana tanpa konvoi maupun kerumunan yang terpusat di satu titik lokasi sebagai bentuk kepedulian terhadap korban terdampak bencana banjir di Sumatra dan Aceh.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, pada Sabtu (13/12/2025). Politikus PDI Perjuangan yang sering disapa Cak Eri tersebut, menegaskan bahwa langkah ini diambil karena kondisi darurat yang masih terdampak bencana sampai saat ini.
“Perayaan tidak perlu terpusat di satu titik. Cukup di wilayah masing-masing agar tidak menimbulkan kerawanan dan kemacetan,” ujarnya dilansir dari laman resmi surabaya.go.id, Senin (15/12).
Baca juga: Kalender Libur Akhir Tahun 2025: Natal, Tahun Baru, dan Rekomendasi Cuti Tambahan
Ia mengajak masyarakat untuk menumbuhkan empati sosial dengan mengalihkan sebagian anggaran perayaan untuk membantu saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah. Bahkan, Pemkot Surabaya telah menyiapkan surat edaran untuk keamanan dan ketertiban menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan masih menunggu penyesuaian dengan kebijakan pemerintah pusat.
“Namun secara prinsip, pengaturan keamanan jalan, tempat hiburan malam, serta rekayasa lalu lintas akan mengacu pada pola yang telah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya,” jelasnya.
Untuk pengamanan Natal, Pemkot Surabaya akan bersinergi dengan kepolisian dan Forkopimda, dalam pengamanan akses masuk gereja, area parkir, dan memastikan acara aman, nyaman, serta khidmat.
Sementara itu, pada malam pergantian tahun baru, Pemkot Surabaya memastikan tidak ada pesta kembang api di balai kota. Sebagai gantinya akan diadakan pengajian sederhana dan doa bersama sebagai bentuk empati dan solidaritas terhadap masyarakat yang terkena musibah bencana, terutama di wilayah Sumatra.
“Pergantian tahun kita isi dengan doa bersama, agar Surabaya dijauhkan dari bencana dan saudara-saudara kita yang tertimpa musibah diberi kekuatan,” pungkasnya.
“Karena masih ada saudara kita yang mengalami musibah di Aceh dan Sumatra. Kita tetap berdoa bersama, kita perbanyak doa agar Surabaya terbebas dan terhindar dari bencana, juga menguatkan saudara-saudara kita yang ada di Sumatra,” tambahnya.
Meski demikian, Pemerintah Kota Surabaya menegaskan bahwa imbauan ini tidak bersifat larangan total terhadap perayaan tahun baru. Kegiatan perayaan di lingkungan keluarga, hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan tetap diperbolehkan dengan ketentuan tertentu. Aturan teknis terkait hal tersebut akan disampaikan secara resmi melalui surat edaran yang akan diterbitkan kemudian.
(surabaya.go.id, netralnews.com)












