Media Utama Terpercaya

10 Oktober 2025, 21:33
Search

Jepang Kembangkan Inovasi Masjid Berjalan, Indonesia Menjadi Target Produksi!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Masjid berjalan
Masjid berjalan dari Yasuproject. [Foto: japanikumeditama]

Jepang, mu4.co.id – Jepang kembali menjadi sorotan dunia Internasional karena teknologinya. Pada Juli 2018, Yasu Project, perusahaan dari jepang membuat geger karena memperkenalkan sebuah inovasi yang luar biasa, yaiu masjid berjalan atau mobile mosque.

Yasuhuru Inoue, CEO Yasu Project, menegaskan inovasi ini merupakan salah satu persiapan dari Olimpiade Tokyo 2020, dan mendukung perdamaian dunia.

“Yang terpenting bagi saya, masjid berjalan ini bisa menjadi misi perdamaian dunia. Umat muslim di mana pun dapat salat dengan nyaman,” ujar Inoue dilansir dari Tribunnews, Rabu (8/10).

Masjid berjalan ini dikembangkan dari truk Hino 10 roda yang dapat berubah menjadi ruang shalat berukuran 48 meter persegi, bisa menampung hingga 50 jamaah. Fasilitasnya terdiri dari tempat wudhu, empat pendingin udara, generator listrik mandiri, dan ciri khasnya adalah sistem otomatis yang memungkinkan sisi truk terbuka untuk menyiapkan tempat shalat dalam lima menit.

Baca juga: PCIM Jepang Bakal Bangun Masjid dan Sekolah Muhammadiyah di Jepang!

Dilihat dari perkembangannya, masjid berjalan ini sudah digunakan dalam berbagai kegiatan internasional, seperti Rugby World Cup Jepang 2019, Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020, demonstrasi publik di Tokyo Tower pada September 2025 yang banyak di hadiri warga Indonesia.

Perusahaan yang menjadi klien pertama adalah perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco. Masjid tersebut memakan biaya 85 juta yen (sekitar Rp9 miliar), hasil kerja sama Bank Doha dan Kamar Dagang.

Dilansir dari Japan Iku Mediatama pada Rabu (8/10), Yasu Project bekerja sama dengan Relive dalam mengembangkan masjid berjalan ini. Takashi Sasaki, CEO Relive, mendukung pendanaan untuk memperkuat misi sosialnya.

Sasaki menyarankan agar membentuk organisasi khusus dalam pengelolaan dana, sehingga masjid berjalan ini dapat disumbangkan ke negara-negara kurang mampu, wilayah konflik, dan wilayah terdampak bencana alam.

Baca juga: Daffa, Alumnus ITB Yang Kini Jadi Imam Masjid di Jepang

Belakangan, inovasi ini kembali diberitakan karena ingin lebih dikembangkan. Inoue mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menargetkan produksi di Indonesia dengan versi yang lebih ramping untuk kapasitas 25 jamaah.

“Kami ingin menghadirkan desain yang lebih sederhana namun tetap nyaman, karena Indonesia memiliki komunitas muslim terbesar di dunia,” ujarnya.

Biaya pembuatan untuk satu unit masjid berjalan sekarang ini diperkirakan mencapai 140 juta yen atau sekitar Rp13 miliar. Tidak hanya melakukan penjualan unit, Yasu Project juga membuka layanan sewa harian untuk masjid ini dengan tarif 800 ribu yen (sekitar Rp87 juta) per hari, termasuk biaya operasional.

Untuk mendukung inovasi ini, Yasu Project mengumpulkan dana melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait dunia Islam dan meluncurkan inisiatif Mobile Mosque Peace Contribution Project terkait perkembangan masjid berjalan.

(Yasuproject, Tribunnews, japanikumediatama, kokujapan)

[post-views]
Selaras