Media Utama Terpercaya

10 Oktober 2025, 21:33
Search

Lebih dari 3.000 Restoran di Singapura Ramai Tutup, Ini Penyebabnya!

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
restoran singapura
Lebih dari 3.000 Restoran di Singapura Ramai Tutup [Foto: istockphoto.com]

Jakarta, mu4.co.id – Lebih dari 3.000 bisnis kuliner di Singapura dilaporkan tutup sepanjang tahun lalu, dengan rata-rata 250 restoran tutup setiap bulannya. Jumlah itu pun menjadi yang tertinggi dalam hampir dua dekade terakhir.

Bahkan, beberapa restoran yang terpaksa tutup adalah tempat makan legendaris yang sudah berdiri selama bertahun-tahun. Seperti Ka-Soh, restoran Kanton berusia 86 tahun yang pernah menjadi favorit banyak orang. Mereka terpaksa harus menyajikan mangkuk sup ikan terakhirnya pada 28 September mendatang.

“Kalah. (Meskipun kami) telah bekerja keras selama bertahun-tahun, kami (akhirnya) sudah cukup,” ujar Cedric Tang, pemilik generasi ketiga Ka-Soh, dilansir dari cnbcindonesia.com, Selasa (07/10/2025).

Restoran lain yang terpaksa gulung tikar di Singapura yaitu Burp Kitchen & Bar, restoran favorit keluarga yang menjadi salah satu dari 320 restoran yang tutup pada Juli 2025 lalu, dan Prive Group, yang menutup semua restorannya per 31 Agustus, bulan yang mencatat 360 penutupan.

Bagi banyak pemilik, termasuk Ka-Soh, banyak restoran yang terpaksa tutup disebabkan oleh naiknya biaya sewa, meskipun bukan faktor satu-satunya. “Di komunitas kami, mayoritas penyewa melaporkan kenaikan sewa antara 20 (dan) 49 %. Ini sesuatu yang belum pernah kita lihat selama 15, 20 tahun terakhir,” kata Terence Yow, ketua Singapore Tenants United for Fairness (SGTUFF), yang mewakili lebih dari 1.000 pemilik usaha F&B dan bisnis lainnya.

Baca juga: Kementerian Pariwisata Saudi Tutup 25 Hotel di Makkah karena Langgar Aturan!

Sebelumnya, Asosiasi Restoran Singapura membunyikan krisis tenaga kerja yang serius dan menyerukan peninjauan kuota pekerja asing pada Maret lalu. Namun, pihak berwenang melihat krisis tersebut sebagai masalah kelebihan pasokan.

Diketahui, Singapura dipenuhi hampir 23.600 gerai makanan ritel pada tahun lalu, naik dari hampir 17.200 pada tahun 2016. Meskipun 3.047 bisnis tutup tahun lalu, tetapi hampir 3.800 bisnis baru dibuka. Dan, jaringan restoran berkantong tebal justru menyingkirkan gerai independen kecil.

Menurut Indeks Jasa Makanan dan Minuman dari Badan Pusat Statistik pada Juni 2025, katering dan gerai makanan cepat saji mengalami peningkatan penjualan tahunan, sementara omzet restoran menurun sebesar 5,6 %. Kafe, pusat jajanan, dan tempat makan lainnya mengalami penurunan sebesar 0,1 %.

“Kami mengamati perubahan drastis dalam perilaku pelanggan. Ada begitu banyak pilihan di luar sana. Frekuensi kunjungan pelanggan turun dari tiga, empat kali seminggu menjadi mungkin sebulan sekali,” kata Ronald Chye, salah satu pemilik Burp Kitchen, merujuk pada penurunan pengeluaran.

Selain itu, menurut survei tahun 2023 yang dilakukan oleh perusahaan teknologi perhotelan SevenRooms, lebih dari separuh warga Singapura sebesar 59 % Gen Z, mengandalkan media sosial dalam hal menemukan restoran baru.

[post-views]
Selaras