Jakarta, mu4.co.id – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani melaporkan kepada Presiden Prabowo mengenai perkembangan inisiatif strategis Indonesia terkait kepemilikan lahan di Mekkah, Arab Saudi.
Rosan yang juga sebagai CEO dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) itu menyebut Royal Commission for Makkah City and Holy Site sudah menawarkan beberapa bidang tanah kepada pihak Indonesia. Ia menerangkan lokasi itu ada 8 plot, ada yang berjarak 1 kilometer, dan 2 kilometer dari Makkah. Luasnya pun beragam ada yang 16 hingga 25 hektare.
“Kebijakan bersejarah yang pertama kali berlaku dalam aturan negara tersebut,” kata Rosan, Kamis (31/07/2025).
Menurutnya dari hasil pertemuan Presiden dengan Perdana Menteri Arab Saudi Putra Mahkota Muhammad bin Salman Al Saud, sudah mengubah kepemilikan tanah oleh asing di Makkah, dengan status freehold atau hak pilih.
“Jadi Undang-undang ini diubah saya dikontak langsung oleh pemerintah Arab Saudi dan Undang-Undang ini kita akan melalui prosesnya, kita juga diminta untuk melakukan pengajuan dari infrastrukturnya, desainnya dalam bulan Oktober ini,” ungkapnya.
Baca juga: Kampung Haji Indonesia Akan Dirancang Jadi Sentra Layanan Haji dan Umrah Terpadu!
Lebih lanjut, Rosan mengatakan meski detail harga maupun lokasi tanah Rosan belum bisa namun ia membeberkan nantinya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan memimpin proyek pembangunan di Makkah itu. Dikatakannya rencananya salah satu peruntukan pembelian tanah itu untuk dibangun kampung haji, usai proses pembelian rampung dan aturannya sudah diresmikan pemerintah Arab Saudi.
“Mereka akan proses mengubah undang-undangnya. Jadi saya dikasih tahu undang-undang yang sudah mulai diubah akan berlaku efektif mulai bulan Januari. Bahwa pihak instansi asing boleh memiliki tanah secara hak milik di Makkah,” kata Rosan.
“Karena ini bisa bersifat komersial juga, nanti ini bisa kita lihat kombinasinya tetapi kita Danantara yang akan me-lead ini. Karena ini akan dibangun juga daerahnya, komersial areanya. Dan yang paling penting bagaimana kita bisa menjaga para haji dan umroh kita ini bisa menjalankan ibadahnya dengan sangat baik,” sambungnya.
(cnbcindonesia.com)