Media Berkemajuan

21 November 2024, 17:44

‘Aisyiyah Beri Pandangan Tentang Kesejahteraan Kelompok Perempuan Marginal di Sidang Komisi Perempuan PBB

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
[Foto: aisyiyah.or.id]

New York, mu4.co.id – ‘Aisyiyah memberikan pandangan pada Sidang Komisi Perempuan PBB ke-68 untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok perempuan marginal. Sidang Komisi Perempuan PBB atau Commission on the Status of Women (CSW) merupakan pertemuan tahunan terbesar PBB tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Tri Hastuti Nur Rochimah dan Masyitoh Chusnan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah  dan Ketua Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bergabung dengan KOWANI dalam menghadiri Sidang Komisi Perempuan PBB ke-68 di New York, Amerika Serikat, dari tanggal 11 hingga 22 Maret 2024. CSW ke-68 membahas tema prioritas dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yaitu “Accelerating the achievement of gender equality and the empowerment of all women and girls by addressing poverty and strengthening institutions and financing with a gender perspective”.

Tri Hastuti dari ‘Aisyiyah menyoroti kemiskinan sebagai akar dari berbagai masalah dan ketidakadilan yang dialami perempuan dan anak perempuan, termasuk masalah perkawinan anak yang masih marak. ‘Aisyiyah aktif mendukung upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan perempuan, seperti yang disampaikan Tri dalam salah satu side event yang diadakan oleh KOWANI di CSW 68 tersebut.

Baca Juga: Kajian Parenting Nasyiatul ‘Aisyiyah, Upaya Mempersiapkan Generasi Penerus Terbaik!

“‘Aisyiyah secara khusus bicara tentang bagaimana kita mensupport kelompok perempuan yang paling marginal di Indonesia yaitu kelompok petani dan nelayan. Kami ingin ini menjadi perhatian,” ucap Tri, dilansir dari Muhammadiyah.or.id pada Sabtu (23/3).

Tri Hastuti menjelaskan pendampingan kepada petani dan nelayan perempuan dengan mendorong pembentukan kelompok agar mereka diakui secara resmi. Hal ini diharapkan akan membuka akses mereka terhadap pembiayaan dan pelatihan yang sebelumnya hanya tersedia bagi petani dan nelayan laki-laki.

Selain itu, ‘Aisyiyah juga aktif dalam meningkatkan kapasitas wirausaha perempuan melalui berbagai pelatihan dan program pemberdayaan. Mereka juga mendorong pendirian koperasi sebagai dukungan terhadap ekonomi perempuan. ‘Aisyiyah juga berupaya meningkatkan kesempatan kerja bagi remaja difabel agar bisa diterima di dunia kerja.

Tri yakin bahwa dengan kerjasama dan partisipasi yang lebih luas, angka kemiskinan perempuan dapat ditekan dan kesetaraan gender diperkuat.

Baca Juga: PCNA Banjarmasin 4 Gelar Kajian dengan Tema “Menikahlah Dengan Bahagia” di Masjid Al Jihad

Dia berharap bahwa CSW dapat mencapai kesepakatan antara negara-negara anggota PBB. Setidaknya, dia berharap ada enam hal yang akan diperkuat dalam kesimpulan tersebut, yaitu:

  1. Mendorong komitmen pemerintah untuk pembiayaan pembangunan yang responsif gender.
  2. Memperluas kebijakan fiskal bagi investasi untuk penghapusan kemiskinan bagi perempuan dan anak perempuan.
  3. Mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan politik yang responsif gender.
  4. Mendorong peningkatan pendanaan bagi organisasi perempuan yang konsen pada isu perempuan.
  5. Mendorong data yang valid atas angka kemiskinan yang multidimensional sehingga akan muncul statistik yang diharapkan akan terus berkurang angkanya.
  6. Dalam kebijakan pembangunan bagaimana strategi pembangunan di daerah menuju pada ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.

“Tantangan terbesar yang dihadapi hampir seluruh negara adalah bagaimana mengupayakan pemerintah di masing-masing negara dapat betul-betul mengalokasikan anggaran pembangunan yang berperspektif gender, ini yang kita sebut komitmen,” kata Tri.

Sumber: Muhammadiyah

[post-views]
Selaras