Media Berkemajuan

21 Desember 2024, 23:45

4 Kereta Api Terlambat Akibat Gempa Yogyakarta, Dirjen Perkeretaapian Berikan Antisipasinya

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Telegram
Print
Ilistrasi kereta api dalam perjalanan [Foto: rri.co.id]

Yogyakarta, mu4.co.id – Empat kereta api di Daop 5 Purwokerto mengalami keterlambatan operasi akibat gempa bumi 5,8 magnitudo yang berpusat di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin malam, 26 Agustus 2024.

Sementara itu, di Daop 6 Yogyakarta, harus harus menunggu informasi lebih lanjut mengenai kondisi kondisi lintas aman. Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro menuturkan, pasca getaran gempa, Pengendali Terpusat Operasi KA Wilayah Daop 6 melakukan tindakan cepat untuk mengecek jalur KA secara serentak di seluruh wilayah Daop 6.

“Instruksi ditujukan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Lintas masing-masing. Sedangkan perjalanan KA diberhentikan sementara hingga selesai pengecekan,” katanya.

Tak hanya itu, puluhan rumah, satu sekolah, dan satu pasar juga mengalami kerusakan akibat gempa bumi tersebut, dimana yang paling banyak rumah rusak berada di Gunung Kidul.

Baca juga: Gempa Megathrust Selat Sunda Bisa Picu Tsunami, Ini Penjelasan Peneliti BRIN!

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal pun menyampaikan terkait antisipasi kereta api menghadapi bencana alam berupa gempa bumi seperti yang diperingatkan BMKG bahwa terjadi gempa dari zona megathrust. Dirinya mengatakan bahwa akan mempersiapkan Pusat Pengendalian Operasi Kereta Api atau Pusdalopka.

Menurutnya Pusdalopka akan menginformasikan kepada masinis untuk berhenti di petak jalan karena terjadi gempa. Seluruh kereta yang sedang beroperasi di wilayah kerja terkena gempa wajib berhenti. “Contoh kemarin di Daop 6 Yogyakarta,” ujarnya.

Kemudian Pusdalopka menginformasikan kepada tim jalan rel dan jembatan (JJ) agar memeriksa kondisi seluruh jalur rel kereta api di wilayah kerja yang terkena gempa. Setelah rel dinyatakan aman oleh tim JJ, dan tim tersebut harus menginformasikan Pusdalopka. “Selanjutnya tim JJ melaporkan ke Pusdalopka. Apabila kondisi jalur aman kereta yang sedang berhenti di petak jalan atau di lintasan diperbolehkan jalan kembali oleh Pusdalopka,” pungkasnya.

Sebagai informasi, hingga Kamis (29/08/2024) lalu, BMKG mencatat telah terjadi 121 gempa susulan dengan kekuatan magnitudo minimum 2,1 dan magnitudo maksimum 4,0. BMKG pun mengingatkan potensi gempa megathrust di sejumlah segmen di Banten, Selat Sunda, dan Siberut yang relatif lebih tinggi dibanding yang lain, karena seismic gap atau kekosongan gempa besar sudah terakumulasi ratusan tahun.

Dan untuk meningkatkan kesiapsiagaan BMKG memasang lebih banyak sensor gempa, dari 176 unit pada 2019 menjadi 530-an unit sampai saat ini di daerah rawan bencana di seluruh Indonesia.
(tempo.co, rri.co.id, mongabay.co.id)

[post-views]
Selaras