Belanda, mu4.co.id – Pada 9-10 September 2023 terjadi demonstrasi besar yang mengguncang Belanda. Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes pemerintah terkait industri bahan bakar fosil.
Dalam aksi unjuk rasa ini ratusan pengunjuk rasa nampak berbaris di jalan raya A12 menuju Den Haag, dan sekitar 10.000 aktivis memblokir arteri lalu lintas utama menuju kota yang menjadi pusat pemerintahan Belanda itu selama beberapa jam.
Akibatnya sekitar 2.900 pengunjuk rasa ditahan. Pada Sabtu (9/9), kepolisian menahan 2.400 orang, termasuk anak-anak. Dan pada hari setelahnya, Ahad (10/9), lebih dari 500 orang lainnya juga ditangkap di aksi serupa.
Para pengunjuk rasa akan mencoba memblokir jalan raya setiap hari. Ini berlaku sampai pemerintah Belanda berhenti menggunakan dana publik untuk mensubsidi industri minyak dan gas.
Extinction Rebellion penyelenggara acara tersebut yang disampaikan oleh aktivis Yolanda de Jager mengatakan pada Senin (11/9), “Ini jauh lebih besar dibandingkan kita semua. Ini menyangkut seluruh dunia.”
Baca juga: Tolak RUU Kesehatan, Ribuan Dokter dan Nakes Demo di Patung Kuda
Para aktivis mengacungkan poster bertuliskan “Subsidi Bahan Bakar Fosil Itu Tidak Keren”. Mereka memperingatkan bahwa suhu ekstrem yang terjadi di seluruh dunia pada musim panas ini adalah pertanda masa depan jika bahan bakar fosil tidak segera ditinggalkan.
Extinction Rebellion sendiri mengancam akan terus melakukan protes. “Air laut naik dan kita juga mengalami kenaikan,” teriak massa, termasuk anak-anak dan orang tua.
“Tidak peduli apa pun yang diperintahkan dewan kota Den Haag kepada polisi, kami akan tetap tinggal atau kembali setiap hari.”
“Itu akan dilakukan sampai pemerintah memenuhi permintaan kami segera mengakhiri semua subsidi bahan bakar fosil,” tambahnya.
Laporan awal pekan ini merinci 37,5 miliar euro subsidi semacam itu di Belanda. Terutama diarahkan pada industri yang terkait dengan sektor pelayaran.
Sumber: cnbcindonesia.com
